Laman

Friday, August 7, 2015

Antara Kami dan Keindahan Gunung Prau

Gunung prau merupakan gunung yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng tepat di perbatasan Kabupaten Kendal dengan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Gunung yang memiliki ketinggian 2565 mdpl ini kerap dipandang sebelah mata oleh para pendaki Indonesia. Lebih parahnya lagi  nama gunung ini seolah-olah hilang tertelan dengan nama besar gunung-gunung yang terletak tidak jauh dari gunung prau, gunung tersebut adalah sindoro dan sumbing. Tapi gunung ini memiliki pesona tersendi yang tidak kalah dengan gunung-gunung yang terkenal di kalangan pendaki Indonesia, seperti gunung yang terletak tidak jauh dari gunung ini.

Gunung ini dapat ditempuh melalui beberapa jalur Alternatif Pendakian. Lewat jalur utara, bisa melalui kabupaten Kendal , semisal dari Desa Kenjurang yang berada di Kecamatan Sukorejo. Jarak tempuh perjalanan kurang lebih 6 Jam.

Alternative lain jalur pendakian bisa dilakukan melalui Jalur selatan, yaitu lewat Dataran Tinggi Dieng atau  Desa Patak Banteng. Jalur ini relatif singkat, hanya sekitar 3 jam  namun lumayan terjal. Saat itu kami memutuskan untuk melewati jalur selatan. Berikut perjalanan kami menikmati keindahan alam Indonesia.

Sudah menjadi kebiasaan yang dimana setiapa bulan syawal saya bersama teman – teman menyusuri keindahan alam Indonesia.  Perjalanan itu kami awali pada tahun 2013 dimana tauhn itu kami baru saja lulus dari sekolah tingkat SLTA. Alhamdulilah pada 6 syawal tahun ini kami masih bisa menyusuri keindahan Indonesia dari sudut Gunung Prau.

Perjalanan kami mulai dari Tegalrejo Magelang tepatnya dari gubuk sederhana milik orangtua saya. Saat itu  kami bertiga yang berangkat dari tegalrejo karena yang lain sudah berangkat dari rumah mereka masing-masing. Tidak masalah sih mereka berangkat dari rumah masing-masing atau tidak karena kami sudah menentukan tempat pertemuan kami yaitu di rumah seorang teman yang juga akan bergabung bersama kami. Tempat rumah belia sedikit unik karna nama desanya bulan yang bisa kita tempuh tanpa mengunakan apola dan mungkin itu tempat satu-satunya yang ke bulan tanpa apolo. Hahaha
Suasan Di Rumah Teman

Jarum jam kami sudah menjorok ke kanan menunjukkan hari telah sore. Sekitar jam 04.00 kami sampai di desa bulan. Dengan keadaan yang sedikit lelah kami beranjak memarkirkan motor kami dan masuk ke rumah teman tempat kami janjian, tanpa di duga saya terkejut ketika membuka pintu, ada teman yang lama tidak berjumpa berada di ruang tamu ingin ikut petualangan menikmati keindahan Indonesia. Setelah beberapa menit kami saling bincang-bincang dan istiraha kami menyempatkan diri silaturahmi ke rumah teman semasa masih duduk di bangku sekolah. Karna hari sudah menjelang malam kami pun melanjutkan perjalanan kami, tepatnya sekitar pukul 18.00 WIB dimana lagit sudah mulai gelap.



Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh dan melelahkan , ahirnya kami sampai di perbatasan temanggung wonosobo. Di sini kami silaturahmi ke seorang teman seperjuangan ketika masa sekolah SLTA. Waktu telah menunjukkan 19.30 WIB, menandakan kita harus segera beranjak meneruskan perjalana. Sepanjang perjalanna kita ditemana dengan suasana dinginnya pegunungan wonosbo hingga kami menyempatkan diri untuk berhenti sejenak dari perjalanna dan mencoba menghanggatkan tubuh kita denga berbagai cara, ada yang memake jaket 2 buah, memake sarung hingga penutup kepala. Setela kita merasa cukup hangat kami-pun melanjutkan perjalana.



Sekitar pukul 22.20 WIB kami-pun sampai di sebuah desa tempat tujuan kami. Di desa ini kami silaturahmi ke teman yang juga seperjuangan waktu masa SLTA. Di rumah teman ini-lah kami akan menginap sementara. Setelah kami masuk dan berbincang bincang-bincang, tak terasa waktu berjalan begitu cepat hinga kami tak sadar bila jam telah menunjukkan pukul 12.10 WIB yang mengharuskan kami untuk segera mendaki menuju Gunung Prau. Dengan keadaan  yang masih lelah dan belum tidur, kami mendaki dengan perlahan. Karna kami mendaki di malam hari mengakibatkan kami tidak bisa menikmati Susana sekitar selama perjalanan. Setelah lama kita melangkah tiba – tiba teman kami ada yang tidak kuat lagi untuk melanjutkan perjalana dan memutuskan untuk kembali turu dan beristirahat, sementara kami melanjutkan perjalanan.


Setelah melakukan perjalanan yang cukup lama, ahirnya kami sampai di puncak Gunung Prau. Suasana malam di puncak dengan tenda-tenda pendaki yang berdiri memberikan keindahantersendiri, hinga kami lupa akan perjalana yangbegitu melehakan. Setelah kami menikmati suasan, kami memutuskan untuk solat syubuh terlebih dahulu karna waktu telah menunjukkan 4.30 WIB. Setelah kami solat kami hanya bisa duduk-duduk di sebuah pohon tumbang karna kami tidak membawa perlengkapan pendakian seperti tenda, kompor dan sebagainya.



Setelah menunggu ahirnya keindahan demi keindahan mulai menampakkan diri dan terlukis jelas di bola mata kami. Seolah alam ingin bicara kepada kami “ ini ibu pertiwi tempat lahirmu” menyiratkan kepada kami, betapa beruntungnya kami terlahir di bumi pertiwi yang begitu indah meski kita lihat dari sudut manapun. Kami semakin tak mampu menahan haru ini ketika matahari mulai menampakka diri. Di tengah keharuan itu Terdenga suara orang-orang berteria “sunres ….sunres….sunres” member isarat kepada para pendaki yang berada di tendanya masing-masing.


Waktu terus berjalan, semakin lama hamparan keindahan mulai tercipta.  Terlihat jelas dari atas  Gunung Prau ini sebuah telaga yang juga menjadi objek wisata favorit di dataran tinggi diang, bila tidak salah telaga itu namanya Telaga Warna. Entah nama itu berasal dari mana, kami-pun tidak mengetahun persis.



Disudut yang lain, bola mata ini melukiskan keindahan yang berbeda. Gunung-gunung berdiri tegak  seakan saling berlomba memperlihatkan kegagahannya. Sekitar hanya sepelemparan batu jarak  gunung-gunung itu berada,ketika mata ini melukiskan. Seolah ingin menggambarkan kepada kami, betapa kecilnya kami di dunia ini.



Saat kami palingkan wajah ini,  tampak ratusan pendaki dengan raut wajah yang ceria seolah tidak ada beban di pundak. Mereka sibuk mengabadikan momen-momen yang ada dengan kamera mereka. Begitu pula dengan kami yang sibuk menikmati keindahan dan mengabadikan momen yang ada.

Sudah cukup lama kami meniktai peamdangan tak tersa waktu sudah beranjak siang. Kami memutuskan untuk beranjak turun dari puncak gunung prau. setelah berjalan cukup lama ahirnya kami sampai di rumah teman tempat kita singgah tadi malam. sebenarnya hari itu kami berencana untuk mengadiri pembukaan Dieng Culture Festival 2015 namun karna kami sudah capek, akhirnya 
kami memutuskan untuk tidak jadi menghadii kegiatan tersebut dan pulang ke rumah kami 
masing masing.





No comments:

Post a Comment