Gunung prau merupakan gunung yang terdapat di Dataran Tinggi
Dieng tepat di perbatasan Kabupaten Kendal dengan Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah. Gunung yang memiliki ketinggian 2565 mdpl ini kerap dipandang sebelah
mata oleh para pendaki Indonesia. Lebih parahnya lagi nama gunung ini seolah-olah hilang tertelan
dengan nama besar gunung-gunung yang terletak tidak jauh dari gunung prau,
gunung tersebut adalah sindoro dan sumbing. Tapi gunung ini memiliki pesona
tersendi yang tidak kalah dengan gunung-gunung yang terkenal di kalangan
pendaki Indonesia, seperti gunung yang terletak tidak jauh dari gunung ini.
Gunung ini dapat ditempuh melalui beberapa jalur Alternatif
Pendakian. Lewat jalur utara, bisa melalui kabupaten Kendal , semisal dari Desa
Kenjurang yang berada di Kecamatan Sukorejo. Jarak tempuh perjalanan kurang
lebih 6 Jam.
Alternative lain jalur pendakian bisa dilakukan melalui
Jalur selatan, yaitu lewat Dataran Tinggi Dieng atau Desa Patak Banteng. Jalur ini relatif
singkat, hanya sekitar 3 jam namun
lumayan terjal. Saat itu kami memutuskan untuk melewati jalur selatan. Berikut
perjalanan kami menikmati keindahan alam Indonesia.
Sudah menjadi kebiasaan yang dimana setiapa bulan syawal
saya bersama teman – teman menyusuri keindahan alam Indonesia. Perjalanan itu kami awali pada tahun 2013
dimana tauhn itu kami baru saja lulus dari sekolah tingkat SLTA. Alhamdulilah
pada 6 syawal tahun ini kami masih bisa menyusuri keindahan Indonesia dari
sudut Gunung Prau.
Perjalanan kami mulai dari Tegalrejo Magelang tepatnya dari
gubuk sederhana milik orangtua saya. Saat itu
kami bertiga yang berangkat dari tegalrejo karena yang lain sudah
berangkat dari rumah mereka masing-masing. Tidak masalah sih mereka berangkat
dari rumah masing-masing atau tidak karena kami sudah menentukan tempat
pertemuan kami yaitu di rumah seorang teman yang juga akan bergabung bersama
kami. Tempat rumah belia sedikit unik karna nama desanya bulan yang bisa kita
tempuh tanpa mengunakan apola dan mungkin itu tempat satu-satunya yang ke bulan
tanpa apolo. Hahaha
Suasan Di Rumah Teman
Jarum jam kami sudah menjorok ke kanan menunjukkan hari
telah sore. Sekitar jam 04.00 kami sampai di desa bulan. Dengan keadaan yang
sedikit lelah kami beranjak memarkirkan motor kami dan masuk ke rumah teman
tempat kami janjian, tanpa di duga saya terkejut ketika membuka pintu, ada
teman yang lama tidak berjumpa berada di ruang tamu ingin ikut petualangan
menikmati keindahan Indonesia. Setelah beberapa menit kami saling bincang-bincang
dan istiraha kami menyempatkan diri silaturahmi ke rumah teman semasa masih
duduk di bangku sekolah. Karna hari sudah menjelang malam kami pun melanjutkan
perjalanan kami, tepatnya sekitar pukul 18.00 WIB dimana lagit sudah mulai
gelap.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh dan melelahkan
, ahirnya kami sampai di perbatasan temanggung wonosobo. Di sini kami
silaturahmi ke seorang teman seperjuangan ketika masa sekolah SLTA. Waktu telah
menunjukkan 19.30 WIB, menandakan kita harus segera beranjak meneruskan
perjalana. Sepanjang perjalanna kita ditemana dengan suasana dinginnya pegunungan
wonosbo hingga kami menyempatkan diri untuk berhenti sejenak dari perjalanna
dan mencoba menghanggatkan tubuh kita denga berbagai cara, ada yang memake
jaket 2 buah, memake sarung hingga penutup kepala. Setela kita merasa cukup
hangat kami-pun melanjutkan perjalana.
Sekitar pukul 22.20 WIB kami-pun sampai di sebuah desa
tempat tujuan kami. Di desa ini kami silaturahmi ke teman yang juga
seperjuangan waktu masa SLTA. Di rumah teman ini-lah kami akan menginap
sementara. Setelah kami masuk dan berbincang bincang-bincang, tak terasa waktu
berjalan begitu cepat hinga kami tak sadar bila jam telah menunjukkan pukul
12.10 WIB yang mengharuskan kami untuk segera mendaki menuju Gunung Prau.
Dengan keadaan yang masih lelah dan
belum tidur, kami mendaki dengan perlahan. Karna kami mendaki di malam hari
mengakibatkan kami tidak bisa menikmati Susana sekitar selama perjalanan.
Setelah lama kita melangkah tiba – tiba teman kami ada yang tidak kuat lagi
untuk melanjutkan perjalana dan memutuskan untuk kembali turu dan beristirahat,
sementara kami melanjutkan perjalanan.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup lama, ahirnya kami
sampai di puncak Gunung Prau. Suasana malam di puncak dengan tenda-tenda
pendaki yang berdiri memberikan keindahantersendiri, hinga kami lupa akan perjalana
yangbegitu melehakan. Setelah kami menikmati suasan, kami memutuskan untuk
solat syubuh terlebih dahulu karna waktu telah menunjukkan 4.30 WIB. Setelah
kami solat kami hanya bisa duduk-duduk di sebuah pohon tumbang karna kami tidak
membawa perlengkapan pendakian seperti tenda, kompor dan sebagainya.
Setelah menunggu ahirnya keindahan demi keindahan mulai
menampakkan diri dan terlukis jelas di bola mata kami. Seolah alam ingin bicara
kepada kami “ ini ibu pertiwi tempat lahirmu” menyiratkan kepada kami, betapa
beruntungnya kami terlahir di bumi pertiwi yang begitu indah meski kita lihat
dari sudut manapun. Kami semakin tak mampu menahan haru ini ketika matahari
mulai menampakka diri. Di tengah keharuan itu Terdenga suara orang-orang
berteria “sunres ….sunres….sunres” member isarat kepada para pendaki yang berada
di tendanya masing-masing.
Waktu terus berjalan, semakin lama hamparan keindahan mulai
tercipta. Terlihat jelas dari atas Gunung Prau ini sebuah telaga yang juga
menjadi objek wisata favorit di dataran tinggi diang, bila tidak salah telaga
itu namanya Telaga Warna. Entah nama itu berasal dari mana, kami-pun tidak
mengetahun persis.
Disudut yang lain, bola mata ini melukiskan keindahan yang
berbeda. Gunung-gunung berdiri tegak
seakan saling berlomba memperlihatkan kegagahannya. Sekitar hanya
sepelemparan batu jarak gunung-gunung
itu berada,ketika mata ini melukiskan. Seolah ingin menggambarkan kepada kami,
betapa kecilnya kami di dunia ini.
Saat kami palingkan wajah ini, tampak ratusan pendaki dengan raut wajah yang
ceria seolah tidak ada beban di pundak. Mereka sibuk mengabadikan momen-momen
yang ada dengan kamera mereka. Begitu pula dengan kami yang sibuk menikmati
keindahan dan mengabadikan momen yang ada.
Sudah cukup lama kami meniktai peamdangan tak tersa waktu
sudah beranjak siang. Kami memutuskan untuk beranjak turun dari puncak gunung
prau. setelah berjalan cukup lama ahirnya kami sampai di rumah teman tempat kita singgah tadi malam. sebenarnya hari itu kami berencana untuk mengadiri pembukaan
Dieng Culture Festival 2015 namun karna kami sudah capek, akhirnya
kami memutuskan untuk tidak jadi menghadii kegiatan tersebut dan pulang ke rumah kami
masing masing.