MAGELANG, catatandwiaji.blogspot.com/
- Prosesi Grebeg Gethuk merupakan sebuah tradisi Masyarakat Magelang yang unik
dan tidak ada di daerah lain. Tradisi yang menyedot perhatian ribuan
warga ini menghadirkan gethuk, yaitu makanan berbahan singkong yang
merupakan khas Kota Magelang.
Tahun ini, tradisi itu kembali
diadakan oleh Pemerintah Kota Magelang sebagai puncak peringatan Hari
Jadi ke-1108 Kota Magelang. Sama dengan tahun sebelumnya, kegiatan itu
juga diadakan di Alun-alun Magelang, Minggu (20/4/2014).
Dua
buah gunungan yang terbuat dari 1108 buah gethuk diperebutkan ribuan
warga. Satu gunungan berbentuk lancip merupakan simbol jaler (laki-laki)
dan satu lagi berbentuk bulat, simbol setri (perempuan).
Selain gunungan gethuk, setidaknya ada 17 gunungan yang terbuat dari palawija dan sayur-mayur juga diperebutkan warga.
“Sebanyak 17 gunungan palawija itu merupakan hasil karya dari 17 kelurahan yang ada di Kota Magelang. Sebelum digrebeg, mereka
mengarak gunungan itu di hadapan masyarakat dan wali kota yang kemudian
dinilai oleh dewan juri,” jelas Hartoko, Kepala Dinas Pemuda Olahraga,
Kebudayaan dan Pariwisata, Kota Magelang, di sela-sela kegiatan.
Namun sebelum digrebeg,
prosesi dibuka terlebih dahulu dengan arak-arakan rombongan Wali Kota
Magelang, Sigit Widyonimdito, beserta segenap jajarannya dari Masjid
Agung Kota Magelang menuju panggung kehormatan di sisi selatan Alun-alun
yang berjarak sekitar 300 meter.
Rombongan Wali Kota yang
tampak mengenakan pakaian adat jawa lengkap itu kemudian duduk di
panggung kehormatan. Selanjutnya, Tari Rampak Buto, Pandhita, dan 9
penari sesaji menjadi sajian awal prosesi sakral tersebut.
Tarian yang melibatkan 100 orang itu bercerita tentang peperangan antara para Pandhita yang berhasil menaklukan buto-buto
yang berniat jahat. Prosesi dilanjutkan dengan upacara Jawa, dimana
seluruh peserta upacara mengenakan pakaian adat Jawa, termasuk aba-aba
dan sambutan inspektur upacara pun menggunakan bahasa Jawa.
Pada
kesempatan itu pula, masyarakat disuguhi tarian tradisional kolosal
bernama "Ngrembakane Budoyo". Tarian yang dipentaskan oleh lebih dari
100 orang tersebut merupakan kolaborasi dari empat jenis tarian yakni
tari Kunthulan, Jaranan, Gendewo dan tarian rakyat.
Di tengah tarian, Wali Kota Magelang mengumumkan pencanangan Kota Magelang sebagai kota berkesan. Seusai prosesir grebeg, kegiatan dilanjutkan dengan kirab atau karnaval di seputaran Alun-alun Kota Magelang dan jalan-jalan protokol setempat yang di mulai sekitar jam 13 WIB.
No comments:
Post a Comment